Jumat, 11 Oktober 2019

Langkah Pertama

Baru mengenal blog? Baru mulai menekuni dunia kepenulisan? Merasa asing dengan blog? Merasa malu untuk mempublikasikan tulisan sendiri?

Setiap penulis pasti pernah berada pada fase ini. Sebelum menjadi terkenal, pasti akan selalu ada karya awal dari setiap penulis. Sebagian besar penulis menyimpan rapat hasil karyanya dengan berbagai alasan, sebagian besar karena malu dan tidak percaya diri. Padahal bisa jadi ada banyak bakat dan potensi yang bisa dikembangkan jika si penulis pemula mau menekuni apa yang dimulainya dan mau mebuka diri dengan luasnya dunia kepenulisan.

Blog adalah salah satu sarana bagi penulis pemula untuk belajar dan mengembangkan hasil karyanya. Melalui blog, hasil karya kita bisa dibaca oleh ribuan bahkan jutaan netizen.

Menulis adalah salah satu cara meninggalkan sebagian diri kita, buah pemikiran kita, kepada dunia. Itulah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia dibekali akal pikiran dan kebijaksanaan. Alangkah sayangnya potensi dan anugrah terbesar yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita, hanya kita simpan tanpa pernah dituangkan dalam bentuk tulisan. Dan alangkah sayangnya, buah-buah pemikiran yang pernah kita tuangkan menjadi tulisan tak pernah terbaca oleh orang lain. Bukankah sejatinya tulisan itu ada untuk dibaca?

Jadi, saya berjanji kepada diri sendiri, akan mulai rutin menulis. Entah tulisan itu memenuhi standar karya yang baik atau tidak. Saya hanya meniatkan, dengan menulis, ada yang saya tinggalkan dan ada penggalan kenangan saya yang bisa dibaca oleh orang lain. Syukur jika kemampuan menulis saya bisa berkembang dan benar-benar menjadi karya yang layak dibaca suatu saat nanti.

"The journey of a thousand miles begins with one step" - Lao Tzu

Senin, 07 Oktober 2019

Kelas Menulis

Beberapa bulan yang lalu, aku melihat status facebook seorang teman. Ia mempromosikan buku antologi pertamanya. Kubaca sekilas isi cerpen karyanya yang ada di dalam buku antologi tersebut. Aku sama sekali tak menyangka, teman kuliahku itu cukup mahir merangkai kata-kata hingga membentuk sebuah cerpen yang indah.

Dari situ aku tergugah, ternyata orang yang selama ini kuanggap biasa-biasa saja, dengan dunia dan latar belakang yang kurang lebih sama denganku, bisa menghasilkan sebuah karya yang cukup baik dan layak untuk dipublikasikan.
Aku merasa penasaran, apakah aku juga mampu menghasilkan karya seperti temanku itu. Kuhubungi dia dan bertanya, bagaimana cerita perjalanannya hingga ia bisa menghasilkan karya yang dimuat dalam sebuah buku antologi. Darinya kuperoleh informasj bahwa ada beberapa kelas menulis online yang diikutinya hingga ia berhasil menghasilkan sebuah karya di buku antologi tersebut.

Singkat cerita, akupun bergabung ke dalam sebuah kelas menulis online. Harapanku sederhana, dengan mengikuti kelas menulis online ini, aku ingin menjawab rasa penasaranku terhadap kemampuan menulisku.

Selama ini, menjadi penulis bagiku hanyalah sebuah angan-angan yang terlalu indah untuk tergapai. Aku memandang seorang penulis adalah seorang yang hebat, berbakat dan kreatif. Tentu saja aku sangat jauh dari kriteria itu.

Stigma itulah mungkin yang menjadi hambatan terbesar bagiku untuk menulis. Kekuatan Pikiran. You Are What You Think. Aku sudah terlanjur menilai diriku tak pantas menjadi penulis.

Materi pertama kelas menulis onlineku seolah menyadarkan dan memberi harapan pada diriku, bahwa setiap orang, termasuk diriku memiliki potensi untuk menjadi penulis. Aku berharap, komunitas menulis serta ilmu yang kuperoleh melalui kelas menulis online ini bisa mengantarkanku mewujudkan impianku, memiliki karya yang baik, yang disukai dan dibaca oleh banyak orang. Aku tak muluk-muluk berharap karyaku bisa menjadi inspirasi untuk orang lain. Karena aku sadar, hidupku pun masih jauh dari kategori menginspirasi. Cukuplah karyaku nanti menjadi bacaan ringan yang mungkin bisa mengalihkan sejenak hati yang bersedih, hati yang kesepian, dan bisa menjadi pengukir senyum di wajah pembacaku.

Semoga ☺️